ASAL USUL KEHIDUPAN


A.    Kehidupan

Hidup merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan yang tidak pernah kembali (irreversible) yang disertai dengan berbagai aktifitas atau kegiatan hidup.[1] Kehidupan adalah fenomena atau perwujudan adanya hidup, yaitu keadaan yang membedakan organisme (makhluk hidup) dengan benda mati. Berbagai jenis organisme dapat ditemukan didalam biosfer bumi. Ciri umum organisme-organisme tersebut tumbuhan, hewan, fungi, protista, archaea, dan bakteri ialah bentukan sel berbahan dasar karbon dan air dengan pengaturan kompleks dan informasi genetik yang dapat diwariskan. Organisme-organisme tersebut melakukan metabolisme, mampu tumbuh dan berkembang, tanggap terhadap rangsangan, berkembang biak, dan beradaptasi terhadap lingkungannya melalui seleksi alam.

Suatu entitas dengan ciri-ciri diatas disebut sebagai organisme hidup, yaitu makhluk hidup. Namun demikian, tidak semua definisi kehidupan menganggap semua ciri tersebut penting. Contohnya, kemampuan untuk memiliki keturunan dan modifikasi sering dianggap sebagai satu-satunya ciri utama kehidupan. Definisi ini mencakup virus, yang umumnya tidak tercakup dalam definisi yang lebih sempit karena virus tidak memiliki sel dan tidak melakukan metabolisme.


1.      Ciri-ciri kehidupan
Ciri-ciri kehidupan mencakup keteraturan, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan, pemanfaatan energi, respons terhadap lingkungan, homeostatis, dan adaptasi evolusioner.

2.      Perbedaan makhluk hidup dengan benda mati
a.       Komposis kimia
Makhluk hidup mempunyai komposis kimia tertentu. Benda mati komposis kimianya tidak tertentu.

b.      Organisasi
Pada makhluk hidup terbentuk dari sel-sel. Pada benda mati misalnya batu, susunan sedemikian rupa adalah hasil dari unsure pokoknya.
c.       Metabolisme
Pada makhluk terjadi pengambilan dan penggunaan makanan, respirasi atau pernapasan. Sekresi dan ereksi. Benda mati tidak mengalami hal-hal tersebut.

d.      Iritabilitas
Makhluk hidup dapat memberikan reaksi terhadap perubahan sekitarnya. Besarnya reaksi tak seimbang besarnya aksi. Pada benda mati reaksinya seimbang dengan aksi.

e.       Reproduksi
Makhluk hidup terdapat kemampuan untuk membuat makhluk hidup itu menjadi banyak, sedangkan benda mati tidak.

f.       Tumbuh dan mempunyai daur hidup
Setiap makhluk hidup mengalami proses pertumbuhan dan mempunyai daur hidup. Benda mati membesar karena pengaruh luar.[2]

3.      Ciri-ciri makhluk hidup
a.       Punya stuktur tubuh tertentu, sesuai tingkat pertumbuhan hidupnya.
b.      Punya bentuk dan ukuran tertentu, untuk masing-masing jenis.
c.       Unsur dominan penyususn makhluk hidup adalah C, H, O dan N.

4.      Ciri fungsional/fisiologis makhluk hidup
a.       Nutrisi (makanan sebagai sumber energi)
b.      Transportasi (pengangkut sari makanan)
c.       Sintesis (untuk menghasilkan energi)
d.      Respirasi (untuk menghasilkan energi)
e.       Regulasi (pengatur keserasian faal)
f.       Adaptasi (penyesuaiandiri)
g.      Reproduksi (perkembangbiakan)
h.      Tumbuh dan berkembang (secara irreversible dan reversible)
i.        Gerak (aktif maupun pasif)
j.        Ekskresi (pengeluaran zat)

5.      Perkembangan makhluk hidup
a.       Filogeni, yaitu perkembangan makhluk hidup dari asal mula kehidupan sampai kehidupan sekarang, dalam waktu sangat lama.
Contoh Filogen Kormofita (tumbuhan biji) dari:
Zat Hidup        Bakteri        Alga        Talus        Kormus Spora        Kormus Biji
b.      Onthogeni, yaitu perkembangan makhluk hidup dari fase zigot hingga dewasa, dalam waktu yang relatif singkat:
Contoh Onthogeni Mamalia (hewan menyusui) dari:
Zigot        Morula       Blaslula       Gastrula       Embrional       Dewasa       Tua[3]

B.     Asal Usul Kehidupan (teori asal usul kehidupan)

Banyak yang berpendapat mengenai dari mana asal mula kehidupan itu. Mereka berpendapat berdasarkan pemikiran mereka dan di dukung dengan teori-teori yang telah mereka buat. Teori-teori tersebut saling menjatuhkan dan mereka terus berusaha mencari kebenaran yang di dasari rasa keingintahuan mereka akan awal mula kehidupan dibumi ini. Bagaimana makhluk hidup peratama lahir masih merupakan misteri yang belum bisa diungkap para ilmuan. Secara umum teori asal usul kehidupan ada dua, yaitu abiogenesis dan biogenesis. Adapun teori-teori tersebut antara lain:

1.      Teori Abiogenesis/Generatio Spontanea (Aristoteles)
Abiogenesis (a = tidak, bois = hidup, genesis = kejadian, asal), sedangkan Generatio Spontanea (generatio = kehidupan, spontanea = spontan begitu saja.[4] Pemuka ini adalah seorang bangsa Yunani, yaitu Aristoteles (394-322 sebelum masehi). Teorinya mengatakan kalau makhluk hidup yang pertama menghuni bumi ini adalah berasal dari benda mati. Timbulnya makhluk hidup pertama ini terjadi secara spontan karena adanya gaya hidup. Oleh karena itu paham abiogenesis disebut juga paham generatio spontanea.

Pada pertengahan abad ke 17 paham ini seolah-olah dipekuat oleh Antonie Van Leeuweunhoek, seorang bangsa Belanda. Dia menemukan mikrosop sederhana yang dapat digunakan untuk melihat jentik-jentik (makhul hidup) amat kecil pada setetes rendaman air jerami.[5]

Teori abiogenesis (generatio spontanea) memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan utama teori ini ialah member ide dasar pada Teori Naturalistik (Teori Oparin). Kelemahan teori abiogenesis terkesan naif. Misalnya, menurut pandangan Mesir Kuno, katak sungai Nil Berasal dari lumpur, ulat berasal dari daging yang membusuk, tikus berasal dari tumpukan padi.[6]

2.      Teori Biogenesis
Setelah bertahan cukup lama abiogenesis mulai di ragukan. Beberapa ahli kemudian mengemukakan paham biogenesis. Beberapa ahli yang mengemukakan paham biogenesis antara lain :

a.       Francesco Redi (Italia, 1626-1697)
Redi menentang teori abiogenesis dengan mengadakan percobaan menggunakan toples dan daging. Toples 1 diisi daging yang ditutp rapat-rapat. Toples 2 diisi daging dan ditutp kain kasa. Toples 3 diisi daging dan dibuka. Ketiga toples ini dibiarkan beberapa hari. Dari hasil percobaan ini ia mengambil kesimpulan sebagai berikut : Larva (kehidupan) bukan berasal dari daging yang membusuk tetapi berasal dari lalat yang dapat masuk ke dalam tabung dan bertelur pada keratin daging.

b.      Lazzaro Spallanzani (Italia, 1729-1799)
Spallanzani menentang pendapat John Nedhan (penganut paham abiogenesis), menurutnya kehidupan yang terjadi pada air kaldu disebabkan oleh pemanasan yang tidak sempurna. Kesimpulan percobaan Spallanzani adalah : pada tabung terbuka terdapat terdapat kehidupan berasal dari udara, pada tabung tertutup tidak terdapat kehidupan, hal ini membuktikan bahwa kehidupan bukan dari air kaldu.

c.       Louis Pasteur (Perancis, 1822-1895)
Louis Pasteur melakukan percobaan yang menyempurnakan percobaan Spallanzani. Pasteur melakukan percobaan menggunakan labu yang penutupnya leher angsa, bertujuan untuk membuktikan bahwa mikroorganisme terdapat di udara bersama dengan debu.
Hasil percobaannya adalah sebagai berikut:
1.      Mikroorganisme yang tumbuh bukan berasal dari benda mati (cairan) tetapi dari mikroorganisme yang terdapat di udara.
2.      Jasad renik di udara bersama dengan debu.
Dari percobaan ini, gugurlah teori abiogenesis tersebut, Pasteur terkenal dengan semboyan “Omne vivum ex ovo, omne ex vivo” yang mengandung pengertian: kehidupan berasal dari telur dan telur berasal dari makhul hidup, makhluk hidup sekarang berasal dari makhluk hidup sebelumnya, makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga.
Di samping dua teori di atas, masih ada lagi beberapa teori tentang asal usul kehidupan yang menyatakan bahwa kehidupan ini muncul berdasarkan hukum fisika, kimia, dan biologi.

3.      Teori Evolusi Kimia
Ketidakpuasan para ilmuwan terhadap apa yang dikemukakan tokoh teori Abiogenesis maupun Biogenesis memdorong para ilmuwan untuk mengadakan penelitain tentang asal usul kehidupan. Antar pakar-pakar tersebut antara lain: Harold Urey, Stanley Miller dan  A.L.Oparin. mereka berpendapat bahwa organisme terbentuk pertama kali di bumi ini berupa makhluk bersel satu. Selanjutnya makhluk tersebut mengalami evolusi menjadi berbagai jenis makhluk hidup bersel banyak. Selanjutnya makhluk tersebut mengalami evolusi menjadi berbagai jenis makhluk hidup seperti Protozoa, Porifera, coelenterate, Molusca, dan lain-lain.

Para pakar biologi, astronomi dan geologi sepakat, bahwa planet bumi ini terbentuk kira-kira antara 4,5-5 miliar tahun yag lalu. Keadaan pada awal terbentuknya sangat berbeda debgab keadaan pada saat ini. Pada sat ini suhu planet bumi di perkirakan 4.000-8.000oC. Pada saat mulai mendingin, senyawa karbon beserta beberapa unsur logam mengembun membentuk inti bumi, sedangkan permukaannya tetap gersang, tandus, dan tidak datar. Karena adanya kgiatan vulkanik, permukaan bumi ini masih lunak tersebut bergerak dan berkerut terus menerus. Ketika mendingin kulit bumi tampak melipat-lipat dan pecah.

Pada saat itu, kondisi atmosfer bumi juga berbeda dengan kondisi saat ini. Gas-gas ringan seperti Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2), Helium (He), dan Argon (Ar) lepas meninggalkan bumi karena gaya gravitasi bumi tidak mampu menahannya. Atmosfer juga terbentuk senyawa-senyawa sederhana yang mengandung unsur-unsur tersebut, seperti uap air (H2O), Amonia (NH4), dan Karbondioksida (CO2). Senyawa sederhana tersebut tetap terbentuk uap dan tertahan dilapisan atas atmosfer. Kitika suhu atmosfer turun sekitar 100oC terjadilah hujan air mendidih. Peristiwa ini berlangsung selama ribuan tahun. Dalam keadaan semacam ini pasti bumi saat ini belum dihuni kehidupan. Namun, kondisi semacam itu memungkinkan berlangsungnya reaksi kimia, karena tersedianya zat (materi) dan energy yang berlimpah.
Timbul pertanyaan, bagaimana proses terjadinya kehidupan dibumi ini? Pertanyaan ini yang mendorong beberapa ilmuwan untuk mengemukakan pendapat serta melakukan experiment. Diantara ilmuwan tersebut antara lain Harold Urey dan Stantey Miller.
a.       Teori Evolusi Kimia menurut Harold Urey (1893)
Harold Urey adalah ahli Kimia berkebangsaan Amerika Serikat. Dia menyatakan bahwa pada suatu saat atmosfer bumi kaya akan molekul zat seperti Metana (CH4), Uap air (H2O), Amonia(NH2), dan karbon dioksida (CO2) yang semuanya berbentuk uap. Karena adanya pengaruh energi radiasi sinar kiosmis serta aliran listrik halilintar terjadilah reaksi diantara zat-zat tersebut menghasilkan zat-zat hidup. Teori evolusi Kimia dari Urey tersebut biasa dikenal dengan teori Urey.
Menurut Urey, zat hidup yang pertama kali terbentuk mempunyai susunan menyerupai virus saat ini. Zat hidup tersebut selama berjuta-juta tahun mengalami perkembangan menjadi berbagai jenis makhluk hidup. Menurut Urey, terbentuknya makhluk hidup dari berbagai molekul zat di atmosfer tersebut didukung kondisi sebagai berikut :

1)      kondisi 1 : tersedianya molekul-molekul Metana, Amonia, Uap air, dan hydrogen yang sangat banyak di atmosfer bumi,
2)      kondisi 2 : adanya bantuan energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmis yang menyebabkan zat-zat tersebut bereaksi membentuk molekul zat yang lebih besar,
3)      kondisi 3 : terbentuknya zat hidup yang paling secerhana yang susunan kimianay dapat disamakan dengan susunan kimia virus, dan
4)      kondisi 4 : dalam jangka waktu yang lama (berjuta-juta tahun), zat idup yang terbentuk tadi berkembang menjadi seejnis organisme (makhluk hidup yang lebih kompleks).

b.      Eksperimen Stantey Miller
Miller adalah murid Harold Urey yang juga tertarik terhadap masalah asal usul kehidupan. Didasarkan informasi tentang keadaan planet bumi saat awal terbentuknya, yakni tentang keadaan suhu, gas-gas yang terdapat pada atmosfer waktu itu, dia mendesain model alat laboratorium sederhana yang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis Harold Urey.

Kedalam alat yang diciptakannya, Miller memasukan gas Hidrogen, Metana, Amonia, dan Air. Alat tersebut juaga dipanasi selama seminggu, sehingga gas-gas tersebut dapat bercampur didalamnya. Sebagai pengganti energi aliran listrik halilintar, Miller mengaliri perangkat alat tersebut dengan loncatan listrik bertegangan tinggi. Adanya aliran listrik bertegangan tinggi tersebut menyebabkan gas-gas dalam alat Miller bereaksi membentuk suatu zat baru. Kedalam perangkat juga dilakukan pendingin, sehingga gas-gas hasil reaksi dapat mengembun.

Pada akhir minggu, hasil pemeriksaan terhadap air yang tertampung dalam perangkap embun dianalisis secar kosmografi. Ternyata air tersebut mengandung senyawa organic sederhana, seperti asam amino, adenine, dan gula sederhana seperti ribose. Eksperimen Miller ini dicoba beberapa pakar lain, ternyata hasilnya sama. Bial dalam perangkat eksperimen tersebut dimasukkan senyawa fosfat, ternyata zat-zat yang dihasilkan mengandung ATP, yakni suatu senyawa yang berkaitan dengan transfer energi dalam kehidupan. Lembaga cpenelitian lain, dalam penelitiannya menghasilkan senyawa-senyawa nukleotida.

Nukleotida adalah suatu senyawa penyusun utama ADN (Asam Deoksiribose Nukleat) dan ARN (Asam Ribose Nukleat), yaitu senaywa khas dalam inti sel yang mengendalikan aktivitas sel dan pewarisan sifat.

Eksperimen Miller dapat memberiakn petunjuk bahwa satuan- satuan kompleks didalam sistem kehidupan seperti Lipida, Karbohidrat, Asam Amino, Protein, Mukleotida dan lain-lainnya dapat terbentuk dalam kondisi abiotik. Teori yang terus berulang kali diuji ini diterima para ilmuwan secara luas. Namun, hingga kini masalah utama tentang asal-usul kehidupan tetap merupakan rahasia alam yang belum terjawab. Hasil yang mereka buktikan barulah mengetahui terbentuknya senyawa organik secara bertahap, yakni dimulai dari bereaksinya gas-gas diatmosfer purba dengan energi listrik halilintar. Selanjutnay semua senyawa tersebut bereaksi membentuk senyawa yang lebih kompleks dan terkurung dilautan. Akhirnay membentuk senyawa yang merupakan komponen sel.[7]

4.      Teori Evolusi Biologi
Alexander Ivanovich Oparin mengemukakan bahwa evolusi zat-zat kimia terjadi sebelum di bumi terdapat kehidupan. Seperti sebelumnya, zat organik berupa air, metana, karbon dioksida, dan ammonia terkandung dalam atmosfer bumi. Zat organik tersebut membentuk zat-zat organik akibat adanya radiasi dari energi listrik yang berasal dari petir.

Suhu di bumi terus menurun. Ketika sampai pada titik kondensial, terjadi hujan yang mengikis batuan di bumu yang banyak mengandung zat-zat anorganik. Zat-zat anorganik tersebut terbawa kelautan yang panas. Di lautan ini terbentuk sup purba atau sup primordial. Sup purba terus berkembang selama berjuta-juta tahun. Di dalam sup purba, terkandung zat anorganik, RNA, dan DNA. RNA yang dibutuhkan dalam proses sintesis protein dapat terbentuk dari DNA. Akibatnya, terbentuklah sel pertama. Sel pertama tersebut mampu membelah diri sehingga jumlahnya semakin banyak. Sejak saat itulah evolusi biologi berlangsung. 

a.       Terbentuknya Makhluk Hidup Prokariotik
Sejarah kesuksesan makhluk hidup prokariotik dimulai sedikitnya pada 3,5 miliar tahun yang lalu. Prokariotik merupakan bentuk kehidupan pertama dan paling sederhana. Mereka hidup dan berevolusi di bumi selama 2 miliar tahun. Prokariotik dianggap paling primitif, karena selnya hanya memiliki membram sel. DNA, RNA hasil transkripsi, dan molekul-molekul organik berada dalam sitoplasma tanpa dibatasi membram.

Prokariotik pertama kemungkinan merupakan kemoautrotof yang menyerap molekul organik bebas dan ATP di sup purba melalui sintesis abiotik. Seleksi alam menyebabkan prokariotik yang dapat mengubah ADP menjadi ATP melalui glikolisis bertambah. Akhirnya, prokariotik yang dapat melakukan fermentasi berkembang dan hal tersebut menjadi cara hidup organisme di bumi karena belum tersedianya oksigen (O2). B eberapa Archaebacteria dan beberapa bakteri obligat anaerob yang sekarang hidup melalui fermentasi, mirip dengan prokariotik terdahulu.

b.      Terbentuknya Organisme Fotoautotrof
Ketika kecepatan konsumsi bahan organik oleh fermentasi prokariotik melebihi kecepatan sintesis untuk menggantikan molekul organik, berkembanglah prokariotik yang dapat membuat molekul organiknya sendiri. Pada prokariotik awal, pigmen yang menyerap cahaya digunakan untuk menyerap kelebihan energi cahaya (terutama dari sinar ultraviolet) yang membahayakan bagi sel yang hidup di permukaan. Selanjutnya, pigmen ini mampu melakukan transfer elektron untuk sintesis ATP. Prokariotik ini mirip dengan Archaebacteria yang disebut bakteri halofik. Pigmen yang menangkap cahaya dikenal dengan bakeriorhodopsin yang dibuat pada membram plasma.

Prokariotik nlain memiliki pigmen yang dapat menggunakan cahaya untuk transfer elektron dari hidrogen sulfide (H2S) menjadi NADP+ dan dapat memfiksasi CO2. akhirnya, Eubacteria memiliki cara untuk menggunakan H2O sebagai sumber electron dan hydrogen. Bakteri ini adalah Cyanobacteria pertama yang mampu membuat molekul organic dari air dan CO2. Cyanobacteria berkembang dan mengubah bumi dengan molekul O2 sebagai efek fotosintesis.

Cyanobacteria berkembang antara 2,5 miliar hingga 3,4 miliar tahun yang lalu. Mereka hidup bersama prokariotik lain membuat koloni. Fosil koloni ini disebut stromatolit yang banyak ditemukan di perairan air tawar dan air laut.

c.       Bangkitnya Organisme Eukariotik
Eukatiotik berkembang sekitar 1,2 miliar tahun yang lalu. Hal yang sangat membedakan eukariotik dengan prokariotik adalah adanya organel-organel yang memiliki membram. Bagaimana sel eukariotik yang kompleks dapat terbentuk dari prokariotik yang sederhana.

Sitem membram organel-organel pada eukariotik dapat terbentuk dari inavigasi yang terspesialisasi. Pada eukariotik terdahulu, invaginasi (pelekukjan kedalam) dapat terjadi sehingga membentuk membram inti dan reticulum endoplasma.

Proses lain yang disebut endosimbiosis menjelaskan pembentukan mitokondria, kloroplas, dan beberapa organel eukariotik lain. Teori ini di kemukakan oleh Lynn Margulis. Endo berari didalam dan simbiosis berarti hidup bersama. Endosimbiosis terjadi ketika sel simbion hidup secara permanen di dalam sel lain (sel inang) dan interaksi ini menguntungkan keduanya. Berdasarkan teori ini, eukariotik berkembang setelah sel fotosintesis muncul dan oksigen melimpah di atmosfer.

Kloroplas dan mitokondria tampaknya merupakan evolusi sel prokariotik yang melakukan endosimbiosis dengan sel prokariotik besar. Nenk moyang mitokondria kemungkinana besar adalah sel prokariotik heterotrof yang mampu menggunakan oksigen dan menghasilkan energi. Adapun nenk moyang kloroplas adalah Cyanobacteria.

Sel eukariotik hasi endosimbiosis ini sekarang kita kenal dengan nama Protista. Makhluk hidup eukariotik satu sel ini sangat beranekaragam. Beberapa protista dapat berfotosintesis, sebagian lagi besifat heterotrof dan dapat aktif bergerak. Sebagian mirip jamur dan mendapat makan dengan menyerap secara absorpsi.

Makhluk hidup eukariotik banyak sel, seperti rumput laut, tumbuhan dan hewan kemungkinan berasal dari protista yang berkoloni. Koloni protista tersebut mengalami spesialisasi dan saling bergantung satu sama lain, namun semakin efisien dalam melakukan aktivitasnya. Hali ini terus terjadi sehingga kehidupan memasuki daratan dan muncullah makhluk hidup yang banyak sel yang lebih kompleks.

Bukti-bukti evolusi ini semakin di perkuat oleh sistematika molekuler berdasarkan perbandingan DNA organisme. Perbandingan gen RNA mengidentifikasi bahwa alpha proteobacteria adalah kerabat dekat mitokondria dan Cyanobacteriaadalah kerabat dekat kloroplas. Sistematika molekuler memberikan cara baru mengungkap evolusi dan kekerabatan makhluk hidup.
5.      Waktu Geologis
Berdasarkan catatan geologis, bumi ini telah ada kurang lebih 4,5 miliar tahun yang lalu sebagai hasil dari sebuah ledakan mahadahsyat di angkasa. Kehidupan diperkirakan mulai hadir 1 miliar tahun dan oleh para ahli percaya bahwa lautan merupakan tempat awal mula hadirnya kehidupan. Keberadaan organisme multiseluler dimulai kira-kira 600 juta tahunyang lalu pada awal masa Paleozoic.

Ada empat masa ynag dikenal bedasarkan kehadiran makhluk hidup. Masa tersebut adalah proterozoik, paleozoik, mesozoik dan senozoik.

a.      Proterozoik
Awal mula hadirnya kehidupan, masa ini ada sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu. Sebuah fosil batuan pada saat ini, ditemukan mengandung fosil mikroorganisme primitive yang dikenal dengan bakteri (prokariotik). Organisme eukariotik kemudian muncul sekitar 1,5 miliar tahun yang lalu.

b.      Paleozoik (Kehidupan Kuno)
Pada masa ini, diperkirakan mulai munculnya tumbuhan, invertebrata, dan hewan vertebrata pertama, masa ini terjadi sekitar 230 juta sampai dengan 600 juta tahun yang lalu. Perkembangan masa ini dimulai dengan semakin banyaknya kehadiran organism invertebrata di lautan. Beberapa jenis diantaranya masih tersisa hingga kini, di antaranya adalah kelompok Echinodermata, Arthropoda, dan Mollusca. Pada masa ini juga mulai hadirnya zaman karbon sehingga di duga mulai terjadi invasi tumbuhan di daratan.
Selama zaman karbon ini, cuacanya sangat panas dan lembab. Di daratan banyak terdapat tumbuhan dan konifer. Jenis tumbuhan dan hewan pada masa inilah yang memberikan kita ketersediaan bahan bakar fosil pada masa sekarang. Serangga juga di duga mulai mengisi daratan. Ukuran serangga yang hidup pada masa itu lebih besar dari serangga yang umum kita lihat saat ini. Selain itu, ikan pertama pun mulai muncul di laut. 
c.       Mesozoik (Zaman Reptilia)
Zaman ini merupakan awal mula hadirnya tumbuhan berbunga, dinosaurus, burung dan mamalia. Masa ini terjadi antara 250 sampai dengan 60 juta tahun yang lalu. Pada masa ini, banyak spesiae reptile dari masa zaman karbon mengalami kepunahan tanpa sebab yang pasti dan digantikan dengan jenis dinosaurus. Masa ini dipenuhi dengan jenis-jenis dinosaurus herbivora dan karnivora. Pada masa jurasik dan cretaceous, jenis reptile yang hidup berukuran sangat besar. Bebrapa jenis Sauropods, seperti Brotosaurus dan Brachiosaurus merupakan organisme terbesar yang pernah hidup didaratan bumi kita.
d.      Senozoik (Zaman Mamalia)
Pada masa ini mulai terjadinya penyebaran makhluk hidup sehingga terjadi diversifikasi tumbuhan berbunga, serangga, burung dan mamalia, selain itu, masa ini juga merupakan awal mula hadirnya manusi (sekitar 3 juta tahun yang lalu.[8]

6.      Teori Penciptaan Khusus (Special Creation Theery)
Teori penciptaan khusus menyatakan bahwa segala sesuatu itu di ciptakan oleh Tuhan. Segala spesies makhluk Hidup yang sekarang ini sudah ada sejak dahulu dan diciptakan sendiri-sendiri sebagaimana adanya saat ini. Misalnya Homo Sapiens diciptakan dari Homo Sapiens, Musa sp diciptakan dari Musa sp.

Teori ini mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari teori ini adalah memberikan inspirasi menculnya paham kataklisme. Paham kataklisme merupakan penyempurnaan dari teori penciptaan khusus. Paham kataklisme menyatakan bahwa segala spesiaes memang di ciptakan sendiri-sendiri, tetapi berlangsung dalam periode-periode, dimana diantara periode satu dengan periode lainnya terjadi bencana-bencana yang menghancurkan spesies lama. Kelemahan teori ini adalah minimnya data sehingga kurang lengkap sebagai bukti adanya penciptaan makhluk hidup. Penganut teoti penciptaan khusus adalah Carolus Linnaeus dan George Cuvier.

7.      Teori Kosmozoa (Cosmozoic Theory)
Kehidupan di dunia ini berasal dari angkasa atau datang dari meteor yang jatuh dari angkasa luar (kosmos) ke bumi. Hal itu, diperkuat dengan hasil analisis peninggalan peradaban Inca. Pada peninggalan piramid yang diatasnya terdapat hiasan tembikar dewan dan pesawat serta pananggalan model tata surya matahari yang sangat teliti sehingga menimbulkan dugaan tidak mungkin dibuat oleh orang pada saat itu, dan kemungkinan dibuat oleh makhluk dari angkasa luar.

Teori ini mempunyai kelemahan, dimana asal mula makhluk hidup berasal dari spora kehidupan diangkasa luar, sulit untuk diterima karena spora dari angkasa luar jatuh ke bumi akan terbakar. Selainitu, faktor lingkungan di angkasa luar tidak memungkinkan spora dapat hidup.[9]


[1] Hermanto, Bambang. 2013. BIG BANK SOAL BIOLOGI. Wahyu Media, Jakarta.
[2] Kupdf.net_makalah-teori-asal-usul-kehidupan.
[3] Hermanto, Bambang. 2013. BIG BANK SOAL BIOLOGI. Wahyu Media, Jakarta.
[4] Susilo, Gunawan. R. 2007. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X . Grasindo, Jakarta.
[5] Kupdf.net_makalah-teori-asal-usul-kehidupan.
[6] Susilo, Gunawan. R. 2007. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X . Grasindo, Jakarta.
[7] Kupdf.net_makalah-teori-asal-usul-kehidupan.
[8] Fiktor, Ferdinand P. 2011. Praktis Belajar Biologi. Grafindo Media Pratama, Bandung.
[9] Susilo, Gunawan. R. 2007. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X . Grasindo, Jakarta.

Komentar