A. Pengertian Ideologi Pancasila,
liberalisme, komunisme dan Agama
Ideologi
adalah sisetem gagasan yang mempelajari keyakinan-keyakinan dan hal-hal ideal
filosofis, ekonomi, politis dan sosial.
1.
Ideologi
pancasila
Pancasila adalah
ideologi bangsa Indonesia yang merupakan hasil penuangan atau pemikiran
seseorang atau sekelompok orang yang diangkat dari nilai-nilai adat istiadat
kebudayaan serta nilai-nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup
masyarakat Indonesia. Pancasila memberikan orientasi kedepan dan petunjuk bagi
masyarakat Indonesia. Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki
dimensi-dimensi idealitas, normative, dan realitas.
Ideologi pancasila
merupakan ideologi Negara dan dasar Negara, mempunyai kedudukan penting dalam
kehidupan bangsa Indonesia. Sebagai dasar Negara, pancasila merupakan dasar
bagi semua peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia. Selain itu,
pancasila menjadi dasar bagi perilaku aparatur Negara dan pemerintahan
Indonesia. Sebagai sarana persatuan bangsa Indonesia, pancasila sebagai
ideologi bangsa Indonesia memiliki
berbagai perbedaan dengan system ideologi lainny. Pancasila mengakui dan melindungi baik hak
individu maupun masyarakat baim dibidang ekonomi maupun dibidang politik dengan
demikian ideologi kita mengakui secara selaras baik kolektif maupun
individualisme. Pancasila adalah ideologiI Negara Indonesia.
2.
Ideologi
Liberalisme
Liberalisme merupakan
paham yang memberikan penekana kebebasan individu sehingga kesejahteraan bukan
menjadi tanggung jawab Negara. Ideologi ini mengembangkan prinsip yang mendasar
yaitu :
a. Pengakuan
terhadap hak-hak asasi warganegara.
b. Memungkinkan
tegaknya tertib masyarakat dan Negara atar supremasi hukum.
c. Memungkinkan
lahirnya pemerintah yang demokratis.
d. Penilakan
terhadap pemerintah otoriter.
Leberalisme adalah
sebuah ideologi, pandangan filsafah, tradisi politik yang didasarkan pada
pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama.
Secara umum liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan
oleh kebebasab berfikir bagi individu. Paham idealisme menolak adanya
pembatasan, khususnya dari pemerintahan dan agama. Dalam masyarakat modern,
liberalisme akan dapat tumbuhdalam system demokrasi, hal ini dikarenakan
keduanya sama-sama didasarkan pada kebebasan mayoritas.
Negara penganut Liberalisme yaitu Amerika
Serikat, Argentina, Yunani, Rusia, Zimbawe, Australia, Jerman, Spanyol, Swedia dll.
3.
Ideologi
Komunisme
Komunisme sebagai anti
kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan sebagai
prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh Negara untuk kemakmuran
rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasi demokrasi sehingga komunisme
juga disebut anti liberalisme. Dalam komunisme perubahan sosial juga harus
dimulai dari peran partai komunis. Jadi perubahan sosial dimulai dari buruh,
namun perorganisasian buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah
dominasi partai.
Dasar pandangan
ideologi komunisme adalah materialisme. Pandangan materialime banyak
persamaannya dengan naturalisme bahkan ada yang menyamakan keduanya, khususnya
dengan naturalisme materialistis. Komunisme
adalah sebuah paham yang menekankan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi
(modal, tanah, tenaga kerja) yang mempunyai tujuan terwujudnya masyarakat yang
makmur, masyarakat komunis tanpa kelas dan semua orang sama. Tanda
komunisme dilihat dengan adanya prinsip sama rata sama rasa di dalam bidang
ekonomi dan sekularisme yang radikal ketika agama digantikan oleh ideologi
komunis yang bersifat doktriner.
Negara yang masih
menganut komunisme adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.
4.
Ideologi
Agama
Ideologi Agama adalah
ideologi yang bersumber pada falsafah agama yang termuat dalam kitab suci suatu
agama. Agama Sebagai Ideologi pada tataran individu, etika berfungsi sebagai
proses awal pembentukan indentitas. Konstruksi identitas akan memberikan
kesadaran untuk mempercayai segala kebenaran yang disampaikan oleh suatu agama.
Jika seorang penganut agama sudah punya kesadaran tentang identitasnya dalam
suatu agama, maka komitmennya pada agama tidak akan diragukan lagi. Dapat
dikatakan bahwa militansi seorang penganut agama berawal dari pembentukan
identitas pada dirinya. Adanya identifikasi spesifik di antara anggota
kelompok. Termasuk masalah komitmen di antara mereka dapat kita lihat pada
cerita kepahlawanan ataupun perilaku yang menidentikan perlawanan antara yang
baik dan jahat. Tradisi keagamaan selalu menunjukkan bahwa Tuhan tidak suka
pada beberapa perilaku yang dianggap salah dan juga memberikan restu pada
perilaku yang dianggap benar. Konsep ini juga memberikan pemahaman untuk
memberikan reward pada pelaku agama, yang benar diberikan pahala sedangkan yang
salah diberikan dosa. Identitas kelompok (agama) inilah yang menjadikan awal
ideologisasi agama bagi pemeluknya. Ideologi sendiri berfungsi untuk
mempengaruhi kehidupan suatu kelompok agar sesuai dengan apa yang telah
digariskan sejak awal oleh agama tersebut.
Disisi lain pada
tingkat lebih lanjut identitas agama memberikan harapan besar bagi masyarakat
untuk maju, karena membentuk moral personal dan juga solidaritas bagi
masing-masing pemeluk agama. Namun demikian, sebagaimana ideologi, agama tidak
akan serta-merta dipercaya oleh para penganutnya, dalam keadaan ini konstruksi
identitas memberikan pengamanan akan keraguan tersebut. Hingga penerimaan akan
sebuah kepercayaan mutlak dan mesti dilakukan. Pada dataran inilah kebanyakan pemerhati
keagamaan memetakan asal-mula tindakan kekerasan atas nama agama muncul.
Menurut penulis sendiri agama sebagai Ideologi tidaklah menjadi pokok
persoalan, ketika ideologisasi ini mampu memberikan kenyamanan dan keamanan
bagi hidup di dunia dan akhir nanti. Karena memang setiap agama menawarkan rasa
aman kepada pengikutnya. Tentunya perasaan seperti inilah yang dicari oleh
setiap pengikut agama. Rasa aman memberikan ketenangan kepada manusia akan
kehidupan setelah mati, seperti apa yang selalu di informasikan oleh setiap
agama di dunia ini. Permasalahannya adalah pembenaran tindak kekerasan terhadap
kelompok lain.
Negara yang menganut Ideologi ini adalah Saudi Arabia & Iran
berdasarkan Islam dan Vatikan Roma berdasarkan Kristen.
B.
Perbandingan Ideeologi Pancasila,
Liberalirme, Komunisme, dan Agama
Setiap ideologi memiliki perbandingan
masing-masing dari beberapa aspek, sebagai berikut:
1. Aspek
Agama
a.
Ideologi
pancasila: setiap individu bebas memilih agama, agama harus menuntun masyarakat
yang beradap untuk bangsa dan negara.
b.
Ideologi
liberalisme: masalah agama adalah masalah pribadi, Negara tidak mencampuri
urusan agama warga Negara bebas beragama atau tidak beragama.
c.
Ideologi
komunisme: penganut demokrasi ini tidak percaya kepada Tuhan, kehidupan manusia
berdasarkan suatu evolusi ditentukan oleh hukum-hukum kehidupan tertentu.
2. Aspek
Hukum
a.
Ideologi
pancasila: warga Negara menganut aturan sesuai dengan UUD 1945.
b.
Ideologi
liberalisme: warga Negara mempunyai kebebasan yang luas untuk bertindak, asal
tidak melanggar hukum.
c.
Ideologi
komunisme: hukum yang berlaku disana kurang ketat, sehingga keadaan kaum ada
batasan-batasan tertentu.
3. Aspek
Ekonomi
a.
Ideologi
pancasila: sistem perekonomian melibatkan pemerintahan. Para pengusaha swasta
dan seluruh rakyat baik golongan ekonomi lemah maupun golongan ekonomi
aktif/kuat. Dalam usaha mencapai kemakmuran bangsa saling membantu kegiatan
ekonomi.
b.
Ideologi
liberalisme: dalam perekonomian membuka persaingan sekuat-kuatnya, akumulasi
modal berada pada beberapa kelompok kecil masyarakat.
c.
Ideologi
komunisme: sistem ekonomi diatur sentralistis atau penguasaan oleh pusat atau
Negara kalau ada ekonomi swasta ia sangat terbatas.
4. Aspek
Pandanga Individu dan Masyarakat
a.
Ideologi
pancasila: individu diakui keberadaannya.
b.
Ideologi
liberalisme: individu lebih penting dari pada masyarakat.
c.
Ideologi
komunisme: masyarakat diabaikan untuk individu, individu tidak penting dan
masyarakat tidak penting.
5. Ciri
khas
a.
Ideologi
pancasila: Demokrasi Pancasila, bebas memilih agama.
b.
Ideologi
liberalisme: Penghargaan atas HAM, demokrasi, Negara hokum,
menolak dogmatis.
c.
Ideologi
komunisme: Atheisme, dogmatis, otoriter, ingkar HAM.
C.
Ciri-Ciri Ideologi Pancasila, Liberalisme,
Komunisme dan Agama
Setiap ideologi mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Ideologi
Pancasila
Adanya nilai dan
dimensi Pancasila mengkerucutkan ciri – ciri ideologi Pancasila sebagai
ideologi terbuka. Oleh karena itu, kita bisa menyimpulkan bahwa ciri dari
ideologi Pancasila adalah antara lain:
a. Berasal
dari falsafah masyarakat
Pancasila adalah
ideologi yang mempunyai pandangan hidup atau idealisme, tujuan, dan cita-cita
masyarakat Indonesia yang berasal dari kekayaan rohani, moral, dan budaya
masyarakat sendiri. Bukan konsep yang dibuat buat untuk masyarakat.
b. Berdasarkan
Ketuhana yang Maha Esa
Meskipun mengakui
beberapa agama, ideologi Pancasila percaya pada konsep Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan mempercayai ketuhanan yang maha esa, Negara Indonesia yang berpegang
pada ideologi Pancasila melarang adanya paham atheis di Indonesia.
c. Demokratis
Pemerintahan yang
berdasar ideologi Pancasila adalah pemerintahan yang berdasar persetujuan
rakyat. Demokratis sendiri berarti bahwa pemerintahan indonesia memiliki sifat
demokrasi. Dilihat dari asal katanya, demokrasi berasal dari bahasa Latin demo
yang berarti rakyat dan kratos yang berarti pemerintahan. Dengan begitu sudah
jelas bahwa negara yang demokratis harus tetap meletakkan kekuasaan tertinggi
di tangan rakyat. Pendapat rakyat sangat penting, dan pemimpin hanya memberikan
keputusan.
d. Berdasar
hukum
Negara yang berdasar
ideologi Pancasila adalah negara yang berdasar hukum. Negara hukum bisa
diartikan sebagai negara yang penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya
berdasar pada hukum. Kekuasaan pemerintahan berdasar pada kedaulatan atau
supremasi hukum dan bertujuan untuk menjalankan ketertiban hukum. Negara hukum
mempunyai konstitusi yang jelas. Berbeda dengan ideologi komunis, mereka
mempunyai konstitusi, tapi kekuasaan tertinggi di tangan pemimpin otoriter.
Negara dengan ideologi komunis tidak bisa dikatakan negara hukum.
e. Kreatif
dan dinamis
Ideologi ini mempunyai
tekad untuk secara kreatif dan dinamis mencapai tujuan nasional. Oleh karena
itu, bangsa Indonesia menggunakan Pancasila sebagai pedoman untuk mencapai
tujuan nasional. Dengan mengamalkan nilai – nilai Pancasila dalam setiap aspek
kehidupan, masyarakat akan bisa ikut serta dalam usaha mencapai tujuan
nasional. Salah satu nilai dalam ideologi Pancasila yang harus dijunjung tinggi
demi tercapainya tujuan nasional adalah nilai persatuan dan kesatuan.
f. Bedasar
pengalam sejarah bangsa
Bangsa Indonesia
mempunyai sejarah yang panjang untuk menjadi sebuah bangsa yang diakui dunia.
Berdasarkan pengalaman sejarah itulah Pancasila dijadikan ideologi yang akan
mendasari berdirinya sebuah bangsa yang kokoh. Dan terbukti, dengan menjunjung
tinggi nilai persatuan dalam ideologi Pancasila, Indonesia berhasil mengusir
penjajah dan menyatukan rakyat yang berbeda wilayah, suku, dan budaya menjadi
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nilai – nilai tersebut juga berhasil
membersihkan Indonesia dari sistem politik komunis. Itulah mengapa ada hari
yang memperingati kesaktian Pancasila.
g. Terbentuk
dari pikiran rakyat
Pancasila terbentuk
atas dasar keinginan bangsa Indonesia, tanpa campur tangan atau paksaan dari
sekelompok orang atau pihak yang berkuasa. Konsep pancasila berasal dari hasil
pemikiran rakyat. Kesamaan pemikiran individu rakyat yang ingin hidup lebih
baik lagi membentuk konsep cita-cita hidup manusia, dan itulah yang menjadi
hakikat ideologi. Sebelum menjadi Pancasila, bangsa Indonesia telah menjunjung
tinggi lima nilai dalam kehidupan berbangsa negara. Kelima nilai tersebut
adalah: kebangsaan, kemanusiaan, ketuhanan, kerakyatan, dan kesejahteraan.
Nilai – nilai itulah yang kemudian disempurnakan dalam Pancasila dan dijadikan
ideologi.
h. Isinya
tidak operasional
Nilai pancasila yang
tidak operasional bukan berarti bahwa nilai – nilai tersebut tidak bisa
diterapkan. Sifatnya yang tidak operasional justru memungkinkan Pancasila untuk
bisa diuraikan secara lebih eksplisit sesuai dengan kebutuhan. Sifat ideologi
yang operasional memang mudah diterapkan. Akan tetapi itu akan menjadikannya
menjadi sangat terbatas dan tidak memenuhi kebutuhan yang ada.
i.
Menginspirasi
rakyat
Pancasila sebagai ideologi
mempunyai ciri yang membuat Pancasila dapat menginspirasi masyarakat untuk
bertanggungjawab sesuai dengan nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Rakyat akan terus terinspirasi dan terdorong untuk mengamalkan nilai praktis
Pancasila di semua aspek kehidupan. Dengan begitu nilai Pancasila sebagai
ideologi Indonesia akan terjaga. Hal itu karena sekuat dan sesempurna apapun
suatu ideologi, hanya akan menjadi suatu semboyan apabila tidak diamalkan.
selain itu, nilai idealisme Pancasila yang tersebut diatas membuat Pancasila
sangat mengispirasi rakyat untuk mencapai tujuan – tujuan dalam hidup.
j.
Menghargai keberagaman
Dalam sila ketiga
Pancasila, disebutkan dengan jelas bahwa Indonesia menjunjung tinggi nilai
persatuan. Hal ini membuat ideologi Pancasila bisa diterima oleh semua
kalangan. Seperti yang kita tahu, Indonesia terdiri dari beberapa komponen yang
berbeda – beda. Indonesia memiliki suku, agama, dan budaya yang berbeda. Dari
segi wilayah pun Indonesia sebagai negara kepulauan terpisah oleh perairan
antar pulau di Indonesia. Tidak sedikit pula wilayah yang justru lebih dekat
dengan negara tetangga daripada dengan pusat pemerintahan Indonesia. Dengan
begitu, nilai persatuan dalam keberagaman ini harus terus ditekankan dalam
tahap-tahap pembinaan persatuan dan kesatuan untuk menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa.
2. Ideologi Liberalisme
Ciri-ciri ideologi
lebaralisme, sebagai berikut:
a. Kebebasan
individu diatas segalanya
Di sebuah negara yang
menganut ideologi liberalisme, kebebasan individu menjadi prioritas utama.
Setiap masyarakat yang di negara liberal bebas melakukan apa saja asalkan tidak
melanggar hukum. Salah satu cita-cita bangsa liberal adalah kebebasan yang
sebebas-bebasnya dalam melakukan segala aktifitas di negaranya. Seperti kebebasan
berfikir, berpendapat, bertindak, dan menentukan kepercayaan. Contoh paling
mudah adalah dalam bidang ekonomi, leberalisme menghendaki sistem ekonomi
besar. setiap individu memiliki kebebasan dan kemerdekaan dalam menjalankan
usahanya.
Pemerintah tidak berhak
mencampuri urusan individu sedikit pun. Oleh karena itu akan menimbulkan
persaingan-persaingan yang sangat hebat diantara individu. Pemilik modal yan
besar akan mudah mengalahkan pengusaha-pengusaha kecil. Akibatnya adalah akan
muncul perusahaan-perusahaan besar yang mampu menguasai politik dan berpengaruh
besar terhadap negara. Dalam jangka yang lebih jauh, akan menimbulkan
penindasan-penindasan pihak pemilik modal kepada pihak-pihak kecil yang di
kerjakan.
b. Adanya
persamaan hak individu
Bagi mereka yang
berpaham liberal, setiap warga negara mempunyai hak yang sama. Mereka berhak
menggunakan kekayaan mereka dalam berbagai kegiatan ekonomi. Di negara
yang menganut paham liberal, titik pusat dalam hidup adalah individu, jadi
tidak heran negara sangat menghargai dan melindungi hak individu. Dalam
berbagai bidang di negara liberal, yang kuat akan menang dan yang lemah akan
selalu kalah. Misalnya di dalam bidang ekonomi, pemilik modal akan menguasai
pasar, sedangkan yang tidak mempunyai modal yang cukup akan selalu kalah.
Ibarat kata, yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
c. Negara
hanya sebagai alat
Di negara yang menganut
ideologi liberal, negara hanya sebagai mekanisme yang digunakan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang lebih besar dibandingkan tujuan negara itu sendiri. Di
dalam ajaran Liberal Klasik, ditekankan bahwa masyarakat pada dasarnya
dianggap, dapat memenuhi dirinya sendiri, dan negara hanyalah merupakan suatu
langkah saja ketika usaha yang secara sukarela masyarakat telah mengalami
kegagalan.
d. Hak
individu diakui oleh Negara
Sudah menjadi barang
tentu jika hak-hak individu sangat di akui oleh negara. Tidak ada pengekangan
sama sekali oleh pemerintah terhadap rakyatnya. Menurut mereka unsur
terbentuknya negara adalah individu. Tanpa menghormati dan melindungi kebebasan
individu sebuah negara yang berfaham liberal tidak akan terwujud dan akan
terjadi ketidak seimbangan sistem dalam negara tersebut. Liberalisme meliputi
segala aspek kehidupannya termasuk dalam menggunakan jumlah kekayaanya untuk
bersaing di pasar bebas. Contoh dalam bidang agama dan kepercayaan adalah,
setiap individu berhak dan dengan bebas memeluk agama apapun, dan bebas
menjalankan agama yang dianutnya.
e. Sistem
pemerintahan demokrasi liberal
Dalam negara liberal,
segala keputusan-keputusan dan kebijakan pemerintah tidak boleh berbenturan
dengan kebebasan individu. Jika keputusan yang di tetapkan pemerintah
berbenturan dengan hak-hak individu, maka akan terjadi protes keras dari
masyarakat kepada negara bahkan bisa saja akan terjadi penggulingan kekuasaan.
Terbentuknya suatu negara adalah karena adanya individu-individu. Maka yang
berhak mengatur segala urusan negara adalah individu, dengan kata lain
kekuasaan tertinggi suatu negara adalah di tangan rakyat (demokrasi). Kakuatan
dan kekuasaan negara terfokus pada parlemen, bukan pada rakyat. Terdapat voting
dalam pengambilan keputusan, Dalam pergantian kepemimpinan maupun perwakilan
dipilih langsung oleh rakyat.
f. Peran
Negara yang terbatas
Pemerintah tidak ikut
campur dalam mekanisme pasar. Segala kegiatan perekonomian secara bebas
bersaing dalam jalannya roda perekonomian di negara tersebut. Tidak hanya dalam
bidang ekomomi, dalam segala bidang , pemerintah tidak bisa bergerak leluasa
dalam menentukan kebijkan-kebijakan seperti bidang politik, budaya dan agama.
Maka tidak heran jika di negara libera, pemerintah hanya sebagai alat.
3. Ideologi
Komunisme
Ciri-ciri ideologi komunisme, sebagai berikut:
a.
Sifatnya ateis, yaitu tidak mengimani
adanya Tuhan. Menganggap Tuhan tidak ada, kalau dia berpikir bahwa Tuhan tidak
ada. Tetapi ketika berpikir Tuhan itu ada, maka keberadaan Tuhan terserah
kepada manusia.
b.
Kurang menghargai manusia sebagai
individu, dibuktikan dengan ajaran yang tidak mengijinkan seseorang menguasai
alat-alat produksi.
c.
Komunisme mengajarkan teori pertentangan
(perjuangan) kelas.
d.
Doktrin komunis salah satunya yaitu the
permanent / continuous revolution (revolusi terus-menerus). Revolusi menyebar
ke seluruh dunia, maka komunisme disebut go internasional.
e.
Komunis mempunyai progam terwujudnya
masyarakat yang makmur, tanpa kelas, dan semua orang itu sama. Tetapi untuk
mewujudkannya, ada fase diktator proletariat yang mempunyai tugas membersihkan
kelas lawan komunisme. Terutama tuan tanah yang bertentangan dengan demokrasi.
f.
Komunisme menganut sistem politik satu
partai, yaitu partai komunis. Sehingga bisa dibilang Negara komunis tidak ada
partai oposisi atau komunisme itu pada dasarnya tidak menghormati HAM.
g.
Negara dan hukum akan lenyap karena
tidak lagi diperlukan.
4. Ideologi
Agama
Ciri-ciri ideologi agama adalah sebagai berikut:
a.
Urusan Negara dan pemerintahan
dilaksanakan berdasarkan hukum agama.
b.
Hanya ada satu agama resmi dalam suatu
Negara.
c.
Negara berlandaskan agama.
Komentar
Posting Komentar