Menganalisis Film Taare Zameen


Dalam film ini mengisahkan seorang anak yang bernama Ihsaan. Dia berasal dari keluarga yang cukup berada. Dia memiliki kakak laki-laki yang pandai bermain tenis. Sejak kecil Ihsaan adalah anak yang periang namun mulai Ia duduk di bangku SD, Ia memgalami kesulitan dalam menerima berbagai pelajaran yang ada di sekolah seperti menulis, berhitung, dan membaca.

Sampai pada suatu waktu guru disekolah sudah tidak sanggup lagi mengajari Ihsaan. Dengan itu orang tuanya memutuskan agar Ihsaan di pindahkan ke sekolah yang lebih baik menurut orang tuanya. Namun apakah dengan di pindahkan sekolah ke lain Ihsaan ada perubahan?

Pada suatu waktu Ihsaan mengalami sebuah depresi yang membuat dia merasa bersalalah. Guru di sekolah keduanya lebih parah cara mengajarnya, malah justru seperti mengajarkan robot. Ihsaan malah justru semakin terpuruk dengan hal itu. Ia justru lebih sering menyendiri, berfikir tentang dia harus bagaimana supaya bisa seperti yang lain dan murung.

Sampai pada suatu hari datanglah seorang guru yang mengerti tentang dirinya. Guru tersebut telah menemukan gangguan apa yang terjadi pada Ihsaan. Ihsaan mengalami gangguan penyakit yaitu disleksia, yaitu gangguan dimana seseorang tidak dapat mengenali huruf-huruf, angka-angka, bahkan menulis dan membaca pun tidak bisa.

Setelah itu guru tersebut berusaha untuk menumbuhkan jati diri Ihsaan yang sesungguhnya. Ternyata Ihsaan memiliki kemampuan bakat dalam bidang menggambar/melukis. Ternyata selama ini ia melihat huruf-huruf dan angka-angka itu seperti sebuah gambar yang bergerak-gerak. Guru tersebut terus memberikan semangat pada Ihsaan bahwa diri itu memiliki kemampuan yang luar biasa. Dan pada akhirnya Ihsaan menjadi seorang pelukis yang luar biasa hebat.

*Pesan moral dari kisah diatas: 

Bahwa setiap anak memiliki kemampuan masing-masing. Jangan pernah menganggap anak yang tidak mampu membaca dan menulis anak tersebut tidak mampu besaing dengan anak lain. Hal itu adalah tanggapan yang salah besar.

Seorang anak di lahirkan bukan tidak mungkin tidak memiliki kemampuan. Anak memeliki kecerdasan masing. Jangan pernah menganggap anak yang tidak pandai pada urusan akademik/pelajaran di sekolah, anak dianggap tidak bisa apa. Hal itu salah besar, di dunia ini banyak berbagai macam kecerdasan anak seperti : kecerdasan melukis, menyanyi, berbahasa, berbicara dll.

Ada kata-kata yang tepat untuk kisah ini yaitu "sesuatu yang bengkok jangan di paksa untuk lurus, biarkanlah ia bengkok asal sesuai dengan ketentuan, karena apabila di paksa lurus maka akan patah" maksudnya adalah seorang anak jangan dipaksa untuk menjadi apa yang orang tua inginkan karna anak mempunyai imajinasinya masing-masing. Biarkanlah Ia menjadi apapun yang Ia inginkan asal masih dalah batasan yang sesuai.

Ibu Elly Risma seorang psikolog anak mengatakan "karena yang berkembang adalah pusat perasaan, anak usia dini harus menjadi anak yang BAHAGIA bukan menjadi anak PINTAR, karena pintar ada WAKTUNYA."

Komentar