TABEL PERBEDAAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Metodologi
Penelitian Pendidikan Anak Usia Dini
Dosen Pengampu : Uswatun Hasanah, M.Pd
Disusun oleh
Risa Vikandari (1801030019)
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENDIDIKAN
ISLAM ANAK USIA DINI
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
TAHUN
AKADEMIK 2020/2021
Tabel Perbedaan Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
No |
Aspek |
Perbedaan |
|
Metode
Kuantitatif |
Metode
Kualitatif |
||
1 |
Aspek metodologis |
Jenis-jenis
bidang pendekatan ialah eksperimen, hard data,
empirik, positivistik, fakta nyata di masyarakat dan statistik, eksperimen, survai, interview terstruktur, dan seterusnya. |
Jenis-jenis
bidang pendekatan ialah etnografis, tugas lapangan,
soft data, interaksionisme simbolik, naturalistik, deskriptif,
pengamatan dengan
keterlibatan peran, phenomenologik, data dokumenter, studi kasus, studi sejarah
deskriptif, dan studi lingkungan kehidupan, observasi, review dokumen, partisipan observer dan story. |
2 |
Aspek konseptualisasi |
Jenis-jenis
konseptual kunci ialah variabel, validitas, reliable,
signifikansi, hipotesis, replikasi, dan seterusnya. |
Jenis-jenis
konseptual kunci ialah: makna, akal sehat, pengertian, batasan situasi,
fakta kehidupan sehari-hari, proses, kontruksi sosial, dan sebagainya. Pada umumnya
pendekatan kunci berasal dari obyek penelitian alamiah dan biarlah apa adanya, jangan diintervensi, ataupun diubah. |
3 |
Aspek tokoh-tokoh pelopornya |
Tokoh-tokoh
beraliran positivistik seperti Emile Durkhein,
L. Guttman, Fred Kerlinger, Donald Cambell, dan Peter Rossi. Rata-rata beliau
adalah ahli yang percaya pada ilmu pasti dan eksak dengan rumus-rumus kuantum yang kuat. |
Tokoh-tokoh
beraliran Pragmatik seperti Max Weber, Charles
Horton Cooley, Harold Garfinkel, Margaret Mead, Anselm Strauss, Herbert
Blumer, Erving Goffman, George H. Mead, dan Burney Glaser. Kebanyakan
dari mereka, walaupun ada yang ahli ilmu-ilmu eksak, ialah dari jenisjenis ilmu
kemanusiaan misalnya kedokteran, psikologi, sosiologi, antropologi, ekonomi dan kebudayaan. |
4 |
Aspek orientasi teoritik |
Dasar
teorinya ialah struktural fungsional, positivisme, behaviorisme,
logika empirik dan sistem teoritik. Mereka mengutamakan teori yang tersistematik, jelas dan pasti. |
Dasar
teoritiknya ialah simbolik interaksionisme, etnometodologi,
phenomenologik, kebudayaan, dan sebagainya. Para kualitan ini mengutamakan
bukan teori yang pasti atau mapan, mereka berteori tentang fenomena-fenomena
manusia dari aspek simbol, etnik, dan seterusnya. Sesuatu yang dapat
saja berubah, bahkan ada aliran ekstrim yang kualitatif dengan meniadakan teori dalam penelitian. |
5 |
Aspek jenis ilmunya |
Ilmu-ilmu
teknik, pasti dan alam, ekonomi, psikologi, sosiologi, computer science, dan seterusnya. |
Ilmu-ilmu
humaniora, sejarah, sosiologi, anthropologi,
ilmu kebudayaan, dan seterusnya. Akhir-akhir ini ada ilmu yang memiliki
pendekatan kedua-duanya seperti sosiologi, kedokteran, perilaku, ekonomi deskriptif, dan seterusnya. |
6 |
Aspek tujuan dan target |
Arah
dan fokus suatu penelitian ialah melalui uji teoritik, membangun
atau menyusun fakta dan data, deskripsi statistik, kejelasan hubungan dan
prediksi. Berarti tiap langkah mengutamakan aksioma, rumus, dan soal-soal penyelesaian dan mengatasi persoalan secara langsung. |
Arah
dan fokus suatu penelitian ialah membangun teori dari
data atau fakta, mengembangkan sintesa interaksi dan teori-teori yang
dibangun dari
fakta-fakta mendasar (grounded) mengembangkan pengertian, dan
sebagainya. Berarti
tiap langkah mengutamakan proses, apa adanya dan tanpa dibatasi normanorma, rumus, dan seterusnya |
7 |
Aspek korelasi dengan responden |
Diperlukan
ukuran short term atau long term, jarak dengan
yang diteliti, menilai sebagai peneliti penuh terhadap yang diteliti,
dominasi pada
peneliti, dan seterusnya. Mereka menghadapmukakan peneliti orang dan diteliti obyek dengan aneka ulah, aturan dan norma. |
Diperlukan
hubungan yang sederajat dan tidak terbatas atau
membedakan antara yang meneliti dan diteliti. Hubungan ialah emphatik, equilitarian,
kontak yang intensif, interview mendalam, dan sebagainya. Mereka yang
meneliti harus tenggelam atau sama derajat dengan yang diteliti. Bila perlu mereka
berkedok sebagai informan rahasia di tengah penelitiannya. Mereka “penetrating” (menembus) di tengah masalahnya. |
8 |
Aspek instrumen dan perlengkapan |
Perlengkapan
seperti kuesioner, inventories, komputer,
indeks, pengukuran dari rumus-rumus, dan seterusnya. Jelas mereka menerapkan aplikasi teknik rumus dan kepastian. |
Perlengkapan
seperti tape recorder, audiovisual, dan
seterusnya yang diperlukan. |
9 |
Aspek pendekatan terhadap populasi |
Rechecking
berupa kontrol, validitas, reification, obtrusiveness,
dan seterusnya. Mereka mempergunakan kontrol yang jelas dengan pengulangan
proses menuju pada kebenaran tujuan penelitian. |
Time
consuming, reduksi data, reliabilitias, dan seterusnya. |
10 |
Aspek desain |
Menginginkan
disain yang terstruktur, terorganisasi, urut, bagan yang sistematik. |
Menginginkan
disain yang fleksibel, umum, dan muncul dengan sendirinya. |
11 |
Aspek penggalian data lapangan |
Penggalian
data dilakukan melalui coding kuantitatif, perhitungan,
pengukuran, dan statistik. Kesemuanya diaplikasikan pada patokan umum
dan diukur dengan patokan tersebut, untuk dinyatakan pembuktian diterima atau ditolak. |
Penggalian
data dilakukan melalui deskripsi obyek dan situasi,
dokumentasi pribadi, catatan lapangan, fotografis, istilah-istilah atau
jargonjargon kerakyatan,
dokumentasi resmi, dan sebagainya. Tidak ada patokan absah dari
peneliti, semua proses dianggap absah asal itu terjadi benar-benar (empirik) dan patokan baru diadakan setelah semua peristiwa terjadi. |
12 |
Aspek pengambilan sampel |
Jumlah
sampel harus terseleksi jelas, dengan cara acak, terstruktur,
mana yang kelompok eksperimen dan mana yang kelompok kontrol. Sampel harus mewakili populasi (representatif). |
Jumlah
sampel tidak perlu besar, namun purposiveness, dapat
berwujud sistem bola salju, analisis isi, historiografi, dan biographical evidence. |
13 |
Aspek analisa data |
Memakai
penyimpulan analisa data berdasar deduksi, kesimpulan
dari suatu koleksi data, akhirnya dihitung melalui perhitungan statistik. Analisa
data kuantitatif membentuk batasan yang diterima atau ditolak oleh teori yang telah ada. |
Memakai
penyimpulan konsep, induktif, model, tematik, dan sebagainya.
Analisa data kualitatif dapat membentuk teori dan nilai yang dianggap berlaku di suatu tempat. |
14 |
Aspek keabsahan data |
Memakai
kontrol berupa alat statistik, pengukuran, dan hasilhasil yang relevan dengan rumus yang berlaku. |
Memakai
kontrol berupa negative evidence, triangulasi, kredibilitas,
dependabilitas, transferabilitas, dan konfirmabilitas. Alat-alat pada pendekatan
berupa aktivitas paska penelitian untuk lebih meyakinkan dengan mengulang
pemeriksaan data, bertanya obyektif pada para ahli, hubungan-hubungan yang pasti, kepercayaan yang berulang-ulang mempola, dan seterusnya. |
15 |
Aspek penulisan laporan |
Menulis
laporan menurut bagan formal tetap, isi yang tetap, lengkap dan merupakan
hasil laporan dan hasil uji dengan perhitungan dari lapangan penelitian yang empirik. |
Menulis
laporan menurut logika penulis dalam urutan laporannya.
Isi tidak menurut formalitas yang tetap, namun berupa rangkaian stories
yang dapat dipertanggungjawabkan oleh peneliti, terdiri dari story
dengan penulisan yang dapat saja saling tumpang tindih namun bermakna. |
Sumber
:
Musianto, Lukas S.2002.
Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan Kualitatif dalam
Metode Penelitian. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 4, No. 2. Surabaya:Universitas
Kristen Petra.
Komentar
Posting Komentar